About

photo.php?fbid=185754288114061&set=a.172137166142440.38385.100000384729367&type=3&theater

Metabolisme

Selasa, 04 September 2012

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Tujuan
Untuk mengetahui tingkat efisiensi metabolisme yang dilakukan oleh hewan vertebrata. Untuk menghitung pertambahan berat badan tikus, dan tingkat efisiensi pakan.
1.2.  Tinjauan Teoritis
1.2.1.      Pengertian Umum Metabolisme
Metabolisme (bahasa Yunani: μεταβολισμος, metabolismos, perubahan) adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang terjadi di tingkat selular. Atau dapat diartikan segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup, mulai makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan; sampai mkhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti manuasia. Di dalam proses ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.
Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup.. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Hal lain yang penting dalam metabolisme adalah peranannya dalam penawaracunan atau detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun menjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh.
Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik,
1.      Katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkanenergi.
2.      Anabolisme, yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-molekul tertentu, untuk diserap oleh sel tubuh.

Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai hormon, dan dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada senyawa organik, penentu arah reaksi kimia disebutpromoter dan penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis. Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang bereaksi dengan dikatalisis enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna menghasilkan senyawa intermediat, yang merupakan substrat pada jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut metabolom. Semua ini dipelajari pada suatu cabang ilmu biologi yang disebut metabolomika

1.2.2. Katabolisme

Jalur katabolisme yang menguraikan molekul kompleks menjadi senyawa sederhana mencakup:
a)      Respirasi sel, jalur metabolisme yang menghasilkan energi (dalam bentuk ATP dan NADPH) dari molekul-molekul bahan bakar (karbohidrat, lemak, dan protein). Jalur-jalur metabolisme respirasi sel juga terlibat dalam pencernaan makanan.
·         Katabolisme karbohidrat
·         Glikogenolisis, pengubahan glikogen menjadi glukosa.
·         Glikolisis, pengubahan glukosa menjadi piruvat dan ATP tanpa membutuhkan oksigen.
·         Jalur pentosa fosfat, pembentukan NADPH dari glukosa.
·         Katabolisme protein, hidrolisis protein menjadi asam amino.
b)      Respirasi aerobik
·         Transpor elektron
·         Fosforilasi oksidatif
c)      Respirasi anaerobik,
·         Daur Cori
·         Fermentasi asam laktat
·         Fermentasi
·         Fermentasi etanol

1.2.3. Anabolisme

Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa organik sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks. Proses ini membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam amino, monosakarida, dan nukleotida. Kedua, adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut menjadi molekul kompleks, seperti  protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat.
Anabolisme dibedakan dengan katabolisme dalam beberapa hal:
  1. Anabolisme merupakan proses sintesis molekul kimia kecil menjadi molekul kimia yang lebih besar, sedangkan katabolisme merupakan proses penguraian molekul besar menjadi molekul kecil
  2. Anabolisme merupakan proses membutuhkan energi, sedangkan katabolisme melepaskan energi
  3. Anabolisme merupakan reaksi reduksi, katabolisme merupakan reaksi oksidasi.
  4. Hasil akhir anabolisme adalah senyawa pemula untuk proses katabolisme.

1.3.  Tikus (Rattus sp.)
1.3.1. Tikus Putih
            Tikus adalah mamalia yang termasuk dalam suku Muridae. Spesies tikus yang paling dikenal adalah mencit (Mus spp.) serta tikus got (Rattus norvegicus) yang ditemukan hampir di semua negara dan merupakan suatu organisme model yang penting dalam biologi juga merupakan hewan peliharaan yang populer, dengan ciri antara lain berambut warna putih, mata merah, reproduksi dengan melahirkan, menyusui dan merupakan hewan yang biasa digunakan untuk penelitian.


 






Gambar 1.1 : Rattus sp
1.3.2. Biologi dan Pencirian Tikus

 Klasifikasi
Tikus dan mencit termasuk familia Muridae dari kelompok mamalia (hewan menyusui). Para ahli zoologi (ilmu hewan) sepakat untuk menggolongkannya kedalam ordo Rodensia (hewan yang mengerat), subordo Myomorpha,family Muridae, dan sub famili Murinae. Untuk lebih jelasnya, tikus dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Dunia                  : Animalia
Filum                   : Chordata
Sub Filum            : Vertebrata
Kelas                    : Mammalia
Subklas                : Theria
Ordo                    : Rodentia
Sub ordo              : Myomorpha
Famili                   : Muridae
Sub family           : Murinae
Genus                  : Bandicota, Rattus, dan Mus
Biologi
Anggota Muridae ini dominan disebagian kawasan didunia. Potensi reproduksi tikus dan mencit sangat tinggi dan ciri yang menarik adalah gigi serinya beradaptasi untuk mengerat (mengerat + menggigit benda-benda yang keras). Gigi seri ini terdapat pada rahang atas dan bawah, masing-masing sepasang. Gigi seri ini secara tepat akan tumbuh memanjang sehingga merupakan alat potong yang sangat efektif. Tidak mempunyai taring dan graham (premolar).
Karakteristik lainnya adalah cara berjalannya dan perilaku hidupnya. Semua rodensia komensal berjalan dengan telapak kakinya. Beberapa jenis Rodensia adalah Rattus norvegicus, Rattus rattus diardi, Mus musculus yang perbandingan bentuk tubuhnya seperti terlihat pada gambar 1.2. Rattus norvegicus (tikus got) berperilaku menggali lubang ditanah dan hidup dilibang tersebut. Sebaliknya Rattus rattus diardii (tikus rumah) tidak tinggal ditanah  tetapi disemak-semak dan atau diatap bangunan. Bantalan telapak kaki jenis tikus ini disesuaikan untuk kekuatan menarik dan memegang yang sangat baik. Hal ini karena pada bantalan telapak kaki terdapat guratan-guratan beralur, sedang pada rodensia penggali bantalan telapak kakinya halus (Gambar 1.3.) Mus musculus (mencit) selalu berada di dalam bangunan, sarangnya bisa ditemui di dalam dinding, lapisan atap (eternit), kotak penyimpanan atau laci.

Gambar 1.2                                                                Gambar 1.3.
 Beberapa jenis rodensia (tikus dan mencit)               Tipe kaki rodensia
berdasarkan ukuran bentuk tubuhnya.                        (tikus dan mencit)

Reproduksi
Tikus dan mencit mencapai umur dewasa sangat cepat, masa kebuntingannya sangat pendek dan berulang-ulang dengan jumlah anak yang banyak padab setiap kebuntingan.
Gambar 1.4. Siklus hidup tikus



1.3.3 Pemeliharaan Tikus Putih
Pemeliharaan tikus putih mudah saja, yaitu :
1.      Kandang harus kering dan menggunakan litter (alas) bisa dari sekam atau serbuk gergaji.
2.      Gunakan kotak plastik ukuran sekitar 60 cm x 50 cm atau lebih besar dengan tutup yang terbuat dari kawat.
3.      Air minum buat seperti botol dot, harus selalu ada .
4.      Biasanya tikus yang baru disatukan untuk dikawinkan butuh masa adaptasi sebelum kawin sekitar satu minggu
5.      Satu jantan efektif bisa mengawini 6-8 ekor betina
6.      Baiknya kawinkan 2 jantan dengan 8 betina dalam satu kandang besar
7.      Tikus bisa bunting-beranak selama 3-5 minggu tergantung pakan, sama tingkat kesuburan.
8.      Ganti litter selama 1 minggu sekali.
9.      Kalau sudah beranak jangan pisahkan dengan induk, jangan dipegang-pegang, pisahkan dengan jantan, biarkan terjadi seleksi alam, pakan tidak boleh kekurangan, minum harus cukup.
10.  Bila anak sudah 4 minggu bisa dipisahkan dari induk dan dipelihara secara berkelompok dengan tikus lain.
11.  Anak sudah cukup dewasa umur 4 minggu tapi masih belum matang untuk bunting dan melahirkan.

1.3.4. Bahan Pakan
Bahan pakan adalah bahan yang dapat dimakan, dicerna dan digunakan oleh hewan. Bahan pakan ternak terdiri dari tanaman, hasil tanaman, dan kadang - kadang berasal dari ternak serta hewan yang hidup di laut. Pakan adalah bahan yang dimakan dan dicerna oleh seekor hewan yang mampu menyajikan hara atau nutrien yang penting untuk perawatan tubuh, pertumbuhan, penggemukan, dan reproduksi. Bahan pakan yang baik adalah bahan pakan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral serta tidak mengandung racun yang dapat membahayakan ternak yang mengkonsumsinya.
Pellet merupakan pakan yang baik untuk digunakan sebagai pakan penambah berat badan. Kebanyakan pakan di banyak negara diproduksi dalam bentuk butiran maupun pellet. Keuntungan memproses pellet adalah :
  1. Mengurangi pengambilan pakan secara seletif,
  2. Meningkatkan ketersediaan nutrisi,
  3. Menurunkan energi yang dibutuhkan sewaktu mengkonsumsi pakan,
  4. Mengurangi kandungan bakteri pathogen,
  5. Meningkatkan kepadatan pakan sehingga dapat mengurangi biaya penggunaan truk,
  6. Mengurangi penyusutan pakan karena debu,
  7. Dan memperbaiki penanganan pakan pada penggunaan alat makan otomatis.
Semua keuntungan ini akan secara dratis menurunkan biaya produksi.
Pakan merupakan unsur terpenting dalam menunjang pertumbuhann dan kelangsungan hidup tikus. Pakan buatan adalah pakan yang sengaja dibuat dari beberapa jenis bahan baku. Pakan buatan yang baik adalah pakan yang mengandung gizi yang penting untuk tikus, memiliki rasa yang disukai oleh tikus dan mudah dicerna oleh tikus. Konsumsi pakan harian dapat mempengaruhi bobot badan.

1.3.5. Konsumsi air
Air merupakan bahan pakan utama yang tidak bisa diabaikan, tubuh hewan terdiri dari 70% air, sehingga air benar-benar termasuk kebutuhan utama yang tidak dapat diabaikan. Kebutuhan air bagi ternak tergantung pada berbagai faktor yaitu kondisi iklim, bangsa sapi, umur dan jenis pakan yang diberikan. Air dalam tubuh berfungsi sebagai transportasi zat pakan melalui dinding-dinding usus ke dalam peredaran darah, mengangkut zat-zat sisa, sebagai pelarut beberapa zat dan mengatur suhu tubuh. Air minum sangat dibutuhkan bagi kesehatan tikus. Kebutuhan air minum tikus kurang lebih 8 - 11 ml/100 g bb yang harus disediakan dalam kandang.


BAB II
METODE PERCOBAAN

2.1.                        Waktu dan Tempat Percobaan
Adapun waktu yang dilakukan  dalam percobaan ini dilakukan pada bulan
 Maret mulai dari tanggal 2 Maret sampai tanggal 29 Maret (25 hari). Dan tempatnya adalah dilokasi kandang percobaan FMIPA Unimed Medan.

2.2. Alat dan Bahan
2.2.1.      Alat :
      Alat – alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah 1 metabolisme cage sebagai kandang tikus, 1 buah timbangan analitik untuk menimbanga berat badan tikus, jumlah pakan sisa, dan jumlah feces tikus, dan 1 botol minuman sebagai tempat air minum tikus .

2.2.2.      Bahan :
      Bahan – bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah 1 ekor Rattus sp. Yang mana umur tikus masih berumur 1,5 bulan atau 45 hari dan jenis kelaminnya adalah betina. Bahan lainnya adalah air bersih sebagai air minum tikus sebanyak 60 cc/hari, sekam sebagai alas tikus untuk tidur yang juga bermanfaat untuk menghangatkan tubuh dari suhu dingin, dan pakan yang digunakan adalah pakan kering yaitu pellet , yang mana setiap harinya diberikan sebanyak 20 gr/ hari.

2.3.       Prosedur Kerja

  1. Praktikan menimbang tikus (Rattus sp) untuk mengetahui berat badan awalnya.
  2. Setelah itu, praktikan menyediakan metabolisme cage, dan memasukkan tikus ke dalam metabolisme cage.
  3. Setiap 24 jam, praktikan memberi pakan sejumlah 20 gr/hari, berupa pellet dan memberi air bersih sebagai minum dengan menggunakan botol, dan volume air dan pakan yang diberi dicatat.
  4. Praktikan meletakkan metabolisme cage pada ruang yang kondisinya baik. Selang waktu 24 jam, praktikan menimbang jumlah pakan sisa, jumlah air sisa, dan feses yang dikeluarkan selama 24 jam. Kemudian praktikan memberi pakan dan minum seperti pada awalnya selama 4 x 24 jam.
  5. Selanjutnya, praktikan mengukur efisiensi laju pertumbuhan dengan membandingkan berat badan awal dengan berat badan akhir. Setelah itu, praktikan membandingkan tingkat efisiensi antara laju pertumbuhan tikus pada saat suhu kamar dan suhu lingkungan.

2.4.      Analisis Data
2.4.1.      PBBH (Pertambahan Berat Badan harian)
Pertumbuhan dalam istilah sederhana dapat diartikan sebagai pertambahan ukuran panjang atau berat dalam suatu waktu. Pertumbuhan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam umumnya adalah keturunan, jenis kelamin, umur, parasit dan penyakit dan faktor luar adalah makanan dan suhu perairan, pH dan salinitas air . Rumus untuk menghitung PBBH pada tikus adalah :

PBBH (kg) = Berat Badan Pengamatan  - Berat Badan AwalPengamatan
                                       Lama Pengamatan

2.4.2.      Efisiensi Pakan
Efisiensi Pakan adalah nilai perbandingan antara pertambahan bobot dengan pakan yang dikonsumsi yang dinyatakan dalam persen. Efisiensi pakan dapat dihitung dengan menggunakan rumus NRC (1977), sebagai berikut:

e = (wt + D) – Wo x 100 %
               F






BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. HASIL PERCOBAAN

Tabel 2.1. Data Pengamatan Pertambahan Berat Badan pada Rattus sp


NO
PENGAMATAN
PARAMETER
TANGGAL
02-03-11
03-03-11
04-03-11
05-03-11
1
I
Berat badan (Gr)
85,6
89,5
97,1
100,2
Konsumsi pakan (Gr)
20
16,5
10
9,6
Konsumsi minum (cc)
60
18
20
17
Berat kotoran (Gr)
-
3,2
3
4,5
PBB (Gr)
-
3,9
7,6
3,1

07-03-11
08-03-11
09-03-11
10-03-11
2
II
Berat badan (Gr)
105,2
110
120
122,1
Konsumsi pakan (Gr)
40
20
20
20
Konsumsi minum (cc)
35
20
25
10
Berat kotoran (Gr)
11,2
11
9,5
6
PBB (Gr)
5
4,8
10
2,1

11-03-11
12-03-11
14-03-11
15-03-11
3
III
Berat badan(Gr)
134,5
146
152,6
137,5
Konsumsi pakan(Gr)
20
20
40
20
Konsumsi minum (cc)
15
18
60
20
Berat kotoran (Gr)
6,8
5,7
6,8
7
PBB (Gr)
12,4
11,5
6,6
15,1

16-03-11
17-03-11
18-03-11
19-03-11
4
IV
Berat badan (Gr)
138,2
145
147
149,6
Konsumsi pakan (Gr)
20
20
20
20
Konsumsi minum (cc)
25
18
30
19
Berat kotoran (Gr)
7,2
8
10,7
6,3
PBB (Gr)
0,7
6,8
3
2,6

21-03-11
22-03-11
23-03-11
24-03-11
5
V
Berat badan (Gr)
150,7
153
156,3
160,8
Konsumsi pakan(Gr)
40
20
20
20
Konsumsi minum (cc)
40
19
21
31
Berat kotoran (Gr)
8,3
5,8
7,6
8
PBB (Gr)
1.1
2,3
3,3
4,5

25-03-11
26-03-11
28-03-11
29-03-11
6
VI
Berat badan(Gr)
162,9
165,4
167
170
Konsumsi pakan (Gr)
20
20
40
20
Konsumsi minum (cc)
30
40
38
20
Berat kotoran (Gr)
9,3
6,1
6,4
3
PBB (Gr)
2,1
2,5
1,6
3

3.2. PEMBAHASAN
Dari data diatas dapat dilihat bahwa ada pertambahan berat badan tikus setiap harinya. Namun, ada yang mengalami kenaikan dan mengalami penurunan setiap harinya.

 Data biologik
- Konsumsi pakan per hari
- Konsumsi air minum per hari
- Diet protein
- Ekskresi urine per hari
- lama hidup
- Bobot badan dewasa
-          Jantan
-          Betina
- Bobot lahir
- Dewasa kelamin (jantan=betina)
- Siklus estrus (menstruasi)
- Umur sapih
- Mulai makan pakan kering
- Rasio kawin
- Jumlah kromosom
- Suhu rektal
- Laju respirasi
- Denyut jantung
- Pengambilan darah maksimum
- Jumlah sel darah merah (Erytrocyt)
- Kadar haemoglobin(Hb)
- Pack Cell Volume (PCV)
- Jumlah sel darah putih (Leucocyte)
5 g/100 g bb
8-11 ml/100 g bb
12%
5,5 ml/100 g bb
 2,5 - 3 tahun

300-400 g
250-300 g
5-6 g
50+10 hari
5 hari (polyestrus)
21 hari, 40-50 g
12 hari
1 jantan – 3 atau 4 betina
42
37,5oC
85 x/mn
300 – 500 x/mn
5,5 ml/Kg
7,2-9,6 X 106 / μl
15,6 g/dl
46%
14 X 103 /μl






 












Gambar 3.1  : Tikus dalam metabolism cage / kandang buatan

3.2.1 Parameter Yang Diukur
  1. Berat Badan
Pada awalnya berat badan tikus dalam percobaan ini adalah 85,6 gr. Perkembangan bobot badan tikus selama masa perlakuan disajikan pada table 2.1. Pada kelompok perlakuan bobot badan tikus selama masa percobaan rata- rata cenderung meningkat. Bobot badan tikus rata-rata pada percobaan adalah 136 gr. Selama masa perlakuan bobot badan tikus menunjukkan kecenderungan naik. Umur dari tikus percobaan adalah 45 hari. Sehingga pertambahan berat badannya pun belum stabil.
  1. Konsumsi Pakan
Setiap harinya diberikan pakan sebanyak 20 gr/hari, kecuali pada hari sabtu sebanyak 40 gr. Hal ini disebabkan oleh karena pada hari minggu tidak dilakukan pengamatan,  untuk menghindari kematian tikus. Menurut Waynfort dan Flecknell asupan pakan yang normal untuk tikus adalah 5 gr/ 100 gr berat badan. Hal ini tidak sesuai dengan konsumsi pakan yang diperoleh dari percobaan. Karena dalam percobaan ini, rata-rata konsumsi pakan 24 gr/ hari. Namun, secara teoritis hanya 5 gr/100 gr berat badan. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam percobaan ini terdapat kesalahan praktikan dalam hal pemberian pakan yang mungkin tempat dari pakan yang dibuat tidak pada posisi yang tepat, atau tempatnya terjatuh sehingga pakan sepertinya habis dimakan oleh tikus padahal tidak semua yang dikonsumsi.
  1. Konsumsi Minum
Setiap harinya diberikan air bersih sebanyak 60 cc/hari pada botol minumnya. Jadi, rata-rata yang habis dikonsumsi pada setiap harinya adalah 27 cc/hari. 
Gambar 3.2. : Tikus sedang minum melalui botol minum

  1. Berat Kotoran
Berat kotoran dipengaruhi oleh konsumsi makanan oleh tikus putih. Adapun
Rata-rata berat fecesnya adalah  yaitu 6.68 gr/ hari percobaan. Jika pakan yang dikonsumsi per harinya banyak maka diperoleh berat kotoran yang banyak juga. Feces tikus ini berbentuk bulat lonjong berwarna kecoklatan.
  1. PBBH
Laju pertumbuhan harian berfungsi untuk menghitung persentase pertumbuhan berat tikus per hari. Adapun rata- rata pertambahan berat badan pada percobaan diatas adalah jumlah PBBH dibagi dengan jumlah hari pengamatan. Sehingga dapat dihitung rata-rata PBB tikus adalah 4,8 gr/ hari



Gambar 3.3. Grafik pada Pengamatan I







Gambar 3.4. Grafik pada Pengamatan II


Gambar 3.5. Grafik pada Pengamatan III


 
























Gambar 3.6. Grafik pada Pengamatan IV

                      
Gambar 3.7. Grafik pada Pengamatan V


 Gambar 3.8. Grafik pada Pengamatan VI

Dari setiap grafik diatas dapat kita lihat bahwa pertambahan berat badan pada tikus cenderung mengalami kenaikan daripada penurunan setiap harinya. Yang tentunya hal ini dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan minuman setiap harinya.



3.3. PBBH (Pertambahan Berat Badan Harian)

PBBH (kg) = Berat Badan Pengamatan  - Berat Badan Awal Pengamatan
                                                Lama Pengamatan

Pengamatan  I                         = 100.2 gr  -  85.6 gr    =  3,65  x 10 -2 Kg
                                                4 hari

Pengamatan  II            = 122,1 gr  -  105.2 gr    =  4,225 x 10 -2 Kg
                                                4 hari


Pengamatan  III          = 137,5 gr  -  134,5 gr    =  0,75 x 10 -2 Kg
                                                4 hari

Pengamatan  IV          = 149,6 gr  -  138.2 gr    =  2,85 x 10 -2 Kg
                                                4 hari


Pengamatan  V            = 160,8 gr  -  150,7 gr    =  2,525 x 10 -2 Kg
                                                4 hari

Pengamatan  VI          = 170 gr  -  162,9 gr    =  1,775 x 10 -2 Kg
                                                4 hari

Dari hasil perhitungan PBBH diatas pada enam pengamatan tersebut dapat disimpulksn bahwa PBBH yang paling tinggi terlihat pada pengamatan II yaitu 4, 225 x 10 -2 Kg.

3.4. Efisiensi Pakan (e)


Efisiensi Pakan (e) =       PBBH (Kg)        x 100 %               
                                    Konsumsi Pakan

Pengamatan I              = 3,65 x 10 -2 Kg    x  100 %  
                                                0,02  Kg

                                    = 18,25 %



Pengamatan II             = 4,225 x 10 -2 Kg    x  100 %            
                                                0,02 Kg

                                    =  21,125 %

Pengamatan III           =  0,75 x 10 -2 Kg    x  100 %
                                                0,02 Kg

                                    =  3,75  %

Pengamatan IV           =  2,85 x 10 -2 Kg    x  100 %
                                                0,02 Kg

                                    =  14,25  %

Pengamatan V             =  2,525 x 10 -2 Kg    x  100 %           
                                                0,02 Kg

                                    =  12,625 %
Pengamatan VI           =  1,75 x 10 -2 Kg    x  100 %
                                                0,02 Kg

                                    =  8,88  %
Dari hasil perhitungan efisiensi (e) diatas pada enam pengamatan tersebut dapat disimpulksn bahwa efisiensi (e) yang paling tinggi terlihat pada pengamatan II yaitu 21,125 %.



















BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN


4.1.Kesimpulan

1.    Dari hasil percobaan yang dilakukan terlihat bahwa hasil tidak sesuai dengan teori, baik hasil dari segi jumlah konsumsi pakan dan konsumsi minun, hal ini disebabkan oleh adanya kekurang telitian dari praktikan dalam pengukuran tersebut.
2.    Dari grafik yang diperoleh bahwa  pertambahan berat badan pada tikus cenderung mengalami kenaikan daripada penurunan setiap harinya. Yang tentunya hal ini dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan minuman setiap harinya.
3.    Dari hasil perhitungan PBBH diatas pada enam pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa PBBH yang paling tinggi terlihat pada pengamatan II yaitu 4, 225 x 10 -2 Kg.
4.    Dari hasil perhitungan efisiensi (e) diatas pada enam pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa efisiensi (e) yang paling tinggi terlihat pada pengamatan II yaitu 21,125 %.
5.    Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa
·         Rata-rata bobot berat badan tikus adalah 136 gr/hari
·         Rata-rata konsumsi pakan tikus adalah 24 gr /hari
·         Rata-rata konsumsi minum tikus adalah 27 cc/ hari
·         Rata-rata berat kotoran tikus adalah  6,68 gr/hari
·         Rata-rata PBBH tikus adalah 4,8 gr/hari

4.2.Saran

           Diharapkan kepada praktikan lainnya yang akan melakukakan percobaan ini agar lebih teliti dalam pengukurannya, baik konsumsi pakan, konsumsi minum, penimbangan berat badan, dan berat kotoran (feces). Agar dapat terlihat jelas hasil percobaan secara praktikum dan secara teoritis.



BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2010), Pedoman Pengendalian Tikus Khusus Di Rumah Sakit, http://www.org.ac/Pedoman pengendalian tikus, diakses tanggal 4 april 2011

Anonim, (2010), Metabolisme Sel, http://www.google.com.org/metabolisme-sel-html. Diakses tanggal 31 maret 2011

Hotimah B. 2003. Efek Pemberian Minuman Benalu Teh Terfermentasi Scurrula atropurpurea (BL.) Dans. Oleh Konsorsium Acetobacter-accharomyces terhadap Tikus Putih Hiperkolesterolemia. [Skripsi], Jurusan Kimia FMIPA Institut Pertanian Bogor, Bogor

Riani, Hardiningsih dan Novik, Nurhidayat., (2006), Pengaruh Pemberian Pakan Hiperkolesterolemia terhadap Bobot Badan Tikus Putih Wistar yang Diberi Bakteri Asam Laktat, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor 16122, Volume 7, Nomor 2 1412-033X April 2006, Halaman: 127-130

Syarkiah, Loeki, E.F., Astutik, P., (2008), pengaruh Pemberiam Minyak Buah Merah Terhadap pembentukan Foam Cell pada Aorta Tikus Galur  Wistar Dengan diet Ateorogenik, Jurnal Kedokteran Brawijaya, Volume XXIV No 1

Widiana, P. S., Agustono., dan Yudi, C., (2009), Pemberian Pakan Dengan Energi Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Tikus (Cromileptes altivelis ), 18 hal

Yuliati, (2003), Pengaruh Pemberian Tambahan kalsiun dan Estrogen terhadap Pertumbuhan Tuklang Tikus Putih Jantan (Rattus norfegicus), JBP, Volume 5:21 -27










1 komentar:

  1. Anonim mengatakan...:

    makasihh yaa kakkk

Posting Komentar